Breaking News

Menakar Figur Ideal Komisaris PT Timah Tbk: Kajian Profesional Berdasarkan Kebutuhan Strategis Perseroan dan Kearifan Lokal Bangka Belitung (Opini)




Oleh: Sandy Batman 

Pendahuluan

PT Timah Tbk merupakan salah satu BUMN strategis nasional yang tak hanya memiliki dimensi ekonomi dan bisnis, tetapi juga sosial, politik, dan kultural. Berbasis di Bangka Belitung—kawasan penghasil timah utama dunia—perusahaan ini memikul tanggung jawab ganda: menciptakan nilai ekonomi sekaligus menjawab sensitivitas lingkungan dan sosial masyarakat lokal. Menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pemilihan sosok komisaris menjadi krusial dalam mengarahkan perbaikan tata kelola perusahaan dan menjaga keberlanjutan usaha di tengah tekanan global dan lokal.



Tugas Strategis Komisaris dalam Konteks Kekinian

Dalam perspektif tata kelola korporasi modern (good corporate governance), komisaris bukan sekadar pengawas normatif, melainkan aktor strategis yang harus mampu:

Mengawasi dan memberi arahan strategis terhadap kebijakan manajemen,

Membangun jembatan komunikasi antara perusahaan dan pemangku kepentingan, baik pusat maupun daerah,

Menyusun respons kebijakan terhadap isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG),

Menjadi katalis integritas dan transformasi budaya perusahaan.


Konteks kekinian menuntut komisaris PT Timah memiliki sensitivitas tinggi terhadap dinamika industri timah global, tekanan isu lingkungan dan pertambangan ilegal, serta harapan masyarakat terhadap peran PT Timah dalam pembangunan lokal.



Kriteria Ideal Komisaris PT Timah Tbk

Mengacu pada kebutuhan perseroan dan karakter khas Bangka Belitung, kriteria sosok komisaris ideal adalah:

1. Penguasaan terhadap sektor pertimahan, termasuk tantangan geopolitik dan industrialisasi berkelanjutan.


2. Pemahaman sosial dan budaya lokal, termasuk relasi masyarakat dengan ruang hidup dan tambang.


3. Pengalaman dalam birokrasi pemerintahan, baik pusat maupun daerah.


4. Kemampuan membaca peta politik lokal dan nasional, sebagai dasar membangun sinergi lintas sektor.


5. Latar belakang organisasi dan manajerial yang mumpuni, termasuk pemahaman atas sistem kerja korporasi dan pengawasan strategis.


6. Rekam jejak yang bersih, akuntabel, dan diterima oleh masyarakat.


7. Orang asli Bangka Belitung, sebagai bentuk representasi lokal yang memahami psikososial masyarakat dan relasi historis dengan perusahaan.



Analisis Figur-figur Potensial

Berikut adalah beberapa figur yang mencuat dan dapat dinilai berdasarkan kriteria di atas:

1. Rustam Effendi – Mantan Gubernur, Komisaris Saat Ini

Pengalaman birokrasi kuat, paham sosial budaya lokal.


Sudah menjabat cukup lama; kebutuhan regenerasi menjadi relevan.



2. Erzaldi Rosman – Mantan Gubernur

Akses politik tinggi, gagasan industrialisasi kuat.


Tingkat resistensi masyarakat cukup tinggi akibat isu-isu kontroversial masa jabatan.



3. Eddy Supriadi – Mantan Sekda, Profesional dan Tokoh Organisasi

Latar belakang pendidikan mumpuni, pengalaman di pemerintahan dan Perusahaan.

Aktif di berbagai organisasi strategis, rekam jejak bersih, dekat dengan komunitas lokal.

Dipandang sebagai tokoh regeneratif yang memahami budaya perusahaan dan dinamika masyarakat.
=> Figur paling memenuhi aspek integritas, kompetensi, dan keterhubungan sosial.



4. Abdul Fatah – Mantan Wakil Gubernur

Memiliki pengalaman panjang di birokrasi.


Belum tampak peran signifikan dalam dunia organisasi perusahaan atau pengawasan industri.


5. Naziarto – Mantan Sekda Babel

Latar belakang administratif cukup solid.


Kurang kuat dalam aspek sosial kemasyarakatan dan minim jejak publik dalam isu pertimahan.



Kesimpulan dan Rekomendasi


Dalam kerangka penguatan PT Timah Tbk menuju perusahaan publik yang tidak hanya berorientasi profit, tetapi juga mampu menjawab tantangan lingkungan dan sosial di akar rumput, maka kebutuhan akan komisaris dengan latar belakang lokal, pengalaman organisasi dan birokrasi, serta rekam jejak bersih menjadi sangat mendesak.

Eddy Supriadi muncul sebagai figur yang paling relevan dalam menjawab kebutuhan strategis tersebut: ia representatif secara budaya, kuat dalam manajerial dan tata kelola pemerintahan, serta diterima di kalangan masyarakat dan pemangku kepentingan. Penunjukannya akan mencerminkan semangat regenerasi, keberlanjutan, dan integrasi antara perusahaan dan masyarakat Bangka Belitung.

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close
close